Rabu, 29 Juni 2016

Kesibukan yang membutakan hati kita, mari renungkanlah.


Kesibukan dunia yang benar-benar mengalihkan hati kalian dari kecintaan Allah, Rasul, dan para Wali Allah Swt
apapun,

coba lihatlah hati kalian, adakah rasa rindu kepada-Nya?
sebagaimana kalian rindu dengan keluarga, saudara, atau pacar, artis-artis idolamu yang mampu membuatmu menangis?
Adakah setiap waktu engkau disibukan dengan mengingat-Nya, sebagaimana kalian mengingat mereka dengan penuh tangisan dan kecintaan yang setiap saat engkau hubungi dan engkau cari kabar terbaru tentang mereka?
Adakah setiap waktu engkau disibukan dengan mempelajari ilmu-ilmu, berita, dan kabar-kabar peringatan dari Allah, Rasul, dan para Wali-Nya? Adakah kalian sibuk mempelajari riwayat-riwayat hidup kaum sholihin, para Wali Allah, dan menjalin persaudaraaan dan kasih sayang kepada mereka, kepada orang-orang alim, shalih, dan orang-orang yang mendapat kemuliaan disisi-Nya?

Bukankah setiap waktu engkau disibukkan belajar dari ilmu-ilmu yang hanya memberi manfaat kepentingan duniamu?
ilmu yang bukan warisan dari para Wali yang bersanad sampai Rasul Saw, bahkan engkau sibuk mempelajari ilmu-ilmu dari pemikiran orang-orang yang kafir, yang berpikir berlandaskan nafsu, yaitu mereka orang-orang yang jauh dan menjadi musuh Allah?

Bukankah setiap waktu engkau sibukan pagi, siang, dan malammu dengan urusan-urusan dari organisasi-organisasi, perkumpulan-perkumpulan diskusi, debat, ngobrol yang tidak mendatangkan ridho-Nya dan tidak bermanfaat sedikitpun untuk akhiratmu, dan engkau tinggalkan perkumpulan majelis-majelis dzikir, sholawat, ilmu, yang dengannya mereka dimuliakan Allah, mendapat bimbingan dan ridho-Nya?

Tidak lain kalian lupa dengan penciptaanmu dan janji-janjimu, kalian berpikir bahwa kalian diciptakan untuk mencari dunia, menjadi sukses, mencari kesenangan yang fana, dan kaya di dunia dengan mengabaikan hal-hal yang penting dalam kehidupan akhiratmu.
Bukankah kalian setiap waktu juga meminta-minta kepada-Nya untuk urusan duniamu? padahal sesekali engkau sungguh tidak mengingatnya.
dan Dia tetap menghendaki permintaan duniamu, bahkan kepada orang-orang kafir pun Dia kehendaki untuk meraih dunia mereka, meskipun mereka tidak mengingat-Nya sedikitpun. itulah kenikmatan sesaat bagi mereka.
Bagaimana kalian bilang mengingat?  bahwa di setiap ibadahmu engkau mabuk dengan duniamu? sejak kapan engkau beribadah, sholat dengan khusyuk?
Bagaimana mungkin bisa sholat dengan khusyuk, bilamana yang engkau kehendaki hanyalah dunia, disetiap sholat hati pikiran kita dipenuhi dengan permasalahan-permasalahan dunia? kalian benar-benar mabuk,

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.”

kalian mendekati (mengerjakan) shalat sedangkan kalian dalam keadaan mabuk oleh kesenangan dunia hingga pikiran kalian kosong dari dari segala urusan dunia, janganlah demikian!

Kalian melaksanakan shalat namun hati kalian masih selalu tertuju pada urusan dunia, kalian sama sekali tidak menghayati bacaan Alfatihah dan ayat-ayat yang lain dalam shalat, bahkan artinya saja kalian tidak tahu? bagaimana mengerti apa yang kalian ucapkan itu?
kalian tidak menyadari bahwa kalian berdiri di depan Maha Penguasa dan sedang berdialog dengan Maha Pencipta. Urusan-urusan duniawi benar-benar telah menguasai hati kalian.
Kalian yang memikirkan urusan dunia dalam shalat sama halnya dengan orang yang melumuri Al-Qur’an yang suci dengan khomer. Shalat yang seharusnya menjadi wadah yang suci telah mereka penuhi dengan kotoran-kotoran yang menjijikkan. Tanpa ada niat ikhlas yang merupakan ruh dari shalat, kalian tidak mensucikan ibadah kalian!

Lihatlah kalian ini, kalian yang banyak tawa, tertawa di atas kemaksiatan, seakan-akan tidak pernah datang kabar neraka kepadamu, lihatlah Malaikat Mikail yang tidak bisa tersenyum setelah melihat api neraka dinyalakan, padahal mereka bukanlah yang diberi peringatan oleh-Nya.

Apalah arti mata ini, jika setiap hari engkau suguhkan untuk melihat hal-hal yang diharamkan Allah?
sungguh mata, hati, dan pikiran yang penuh dosa-dosa yang terus menumpuk dan tak banyak amal ini,
Adilkah sikap itu terhadap Yang Maha Menciptakan dan Menghidupkan, Yang Maha Mengadakan dari yang tiada?
Sungguh, jika kalian sujud dari ketika engkau dilahirkan sampai meninggal pun, tidak akan mampu mengimbangi nikmat yang diberikan-Nya

Ingatkah kalian, bahwa dulu Allahlah yang menyalakan cahaya di dalam hati kalian, dan siapakah yang mampu memadamkan cahaya yang telah dinyalakan oleh Allah SWT? Demi Allah, cahaya itu tak akan padam!
Tetapi, betapa menyedihkan, diantara kita terdapat orang-orang yang terhalang dari cahaya itu, yaitu orang-orang yang enggan masuk ke dalam golongan mereka.
Merekalah, para ahlu bait Nabi Saw, para Wali, para kaum sholihin yang bersambung nasabnya dengan orang-orang mulia yang kemuliaan mereka dikenal para pejuang dan pemberani.
Merekalah penyalur asrar dan ilmu mereka kepada keluarga dan anak keturunannya. Maka semua yang bersuluk setelahnya bersinar dengan cahaya beliau yang benderang. Padahal, salah seorang mereka berkata, "Siapa tak menempuh jalan leluhurnya pasti akan bingung dan sesat. Wahai anak-cucu nabi, tempuhlah jalan mereka. Tapak demi tapak
dan jauhilah segala bid’ah.”

Siapakah yang lebih mengenal Allah dibanding kaum arifin? Dibanding para imam kita? Siapakah yang lebih mengenal Rasul SAW dibanding mereka?

Janganlah kalian menyia-nyiakan persahabatan dengan orang-orang mulia, yaitu orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi [di sisi Allah], orang-orang yang cahayanya berkilauan.

Demi Allah, memisahkan diri dari mereka merupakan suatu kerugian, bagaimana sifat kerugian tersebut jika pemimpin mereka (Rasulullah) bersabda, “Celakalah orang yang pada hari kiamat tidak melihatku.”

Sesungguhnya orang yang tidak melihat kaum sholihin tak akan bisa melihat beliau saw. Orang yang tidak memandang mereka, tidak akan bisa memandang beliau saw.
Dan orang yang tidak menjalin hubungan dengan mereka tidak akan bisa berhubungan dengan beliau saw. Karena kaum sholihin adalah bagian dari beliau saw, pewarisnya, para khalifahnya, pemegang sir-nya.

Bagaimana kalian ini?! Kalian mengaku cinta dan memiliki ikatan dengan mereka,
namun di rumah kalian tiap hari yang terdengar hanya berita mengenai orang-orang kafir, orang-orang fasik dan para bintang film?! Setahun penuh tidak pernah ada berita mengenai salaf!

Namun saat ini sinetron, wanita-wanita fasik dan kafirlah yang mendidik anak-anak kita. Betapa banyak anak perempuan kita yang meniru wanita-wanita fasik di TV sehingga mereka tak kenal lagi Fatimah Zahra, bagaimana beliau, bagaimana pakaiannya, bagaimana kezuhudannya, bagaimana ibadahnya. Mereka tidak lagi mengenal putri-putri nabi: Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayyah. Mereka juga tidak tahu istri-istri nabi: Khodijah binti Khuwailid, Aisyah As-Shiddiqah, dll.

Kalian meniru orang-orang durhaka padahal kalian muslim, mukmin, memiliki kebesaran, kebanggaan dan kemuliaan. Kalian mengganti teladan yang telah diridhoi Allah untuk kalian:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik. (QS Al-Ahzab, 33:21)

Apakah kalian berniat mengganti Rasulullah dengan mereka? Teladan apakah yang telah kalian berikan kepada keluarga dan anak-anak kalian?

Wahai saudaraku, dalam buku catatan amal tertulis kata-kata yang tidak patut, pandangan yang tidak layak, dan niat yang tidak pantas, siapakah yang akan menghapusnya? Bertobatlah kepada Allah.

Dan Dia-lah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan. (QS Asy-Syuura, 42:25)

Wahai hamba-hamba Allah, pelajarilah riwayat hidup kaum sholihin. Jalinlah persaudaraaan dan kasih sayang di antara kalian. Bersiaplah menolong jalan mereka. Mereka memiliki para penolong yang berkedudukan tinggi. Namun mereka yang tidur, nyenyak dalam tidurnya; yang duduk berpangku tangan, terus duduk saja. Cukup sudah orang yang terlambat dan tertinggal. Bangkitlah dengan sidq. Amatilah, apakah perjalanan hidup mereka telah diterapkan di rumah kalian. Jalinlah cinta kepada mereka, sehingga engkau mendapat petunjuk dari mereka untuk memalingkan dunia yang hina dan busuk ini.


Jangan sekali-kali kita mencari teladan selain Rasul Saw
Kalian yang setiap hari menonton di televisi, media-media, mahluk
Ketahuilah seruan sang Nabi hingga saat ini masih bergema
Melului lisan-lisan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar