Selagi saya bisa menyampaikan, saya
ingatkan kepada diri saya dan kalian hingga benar adanya tertanam dalam hati
kita, keluarga, saudara, dan anak cucu kita.
Bismillahhirrahmanirrahiim...
Guru Mulia, Al Habib Umar bin Hafidz pernah
menyampaikan (terjemah);
Beliau (Nabi Saw) telah bersabda,
“Sungguh celaka orang yang tidak melihat
wajah aku nanti di hari kiamat”
Alangkah disesalinya kepada hati-hati yang ada di antara kami
Hati-hati orang-orang yang memuliakan dan
mengagungkan artis ataupun pemain bola sepak melebihi dari pada pengagungan
hati mereka kepada Nabi dan juga sahabat-sahabatnya
Kenalnya mereka kepada nama-nama artis dan
pemain bola sepak lebih mereka kenali berbandingkan nama-nama para Nabi dan
Sahabatnya
Maka bilamana pemikirannya seperti itu,
kesan daripada pemikiran itu adalah diterjemahkan kepada perbuatannya
Sehingga mereka itu adalah dengan kesan pemikiran itu
menyerupai dan meniru bahkan mungkin orang-orang yang diserupai atau yang ditiru itu adalah orang
kafir.
Sampai saat ini siapakah yang kita idolakan
dan yang kita cintai kita inginkan perjumpaannya?
Setiap hari mengingat dan mengaguminya,
menyebut-nyebut namanya, memujanya, mengingin-inginkannya untuk berjumpa
dengannya,
dan orang yang mencintai, mengikuti
(menyerupai) perilaku-perilaku artis-artis dalam berperilaku, berpenampilan,
dan cara berpakaian, jika artis tersebut orang-orang yang berdosa, hina, dan
orang yang kafir, maka, tidak lain orang tersebut termasuk golongan mereka, dan
klak di akhirat akan dikumpulkan bersama mereka.
Lebih banyak manakah kita dalam
mengenal Nabi Saw, Dzurriyat (ahlul
baitnya), Auliya, dan para Walinya
berbandingkan kita dalam mengenal artis-artis idola baik dari Timur maupun
Barat?
bahkan jika kita yang tidak tahu nama-nama
Istri dan anak cucu (ahlul bait) Nabi Saw, Sahabat-Sahabat Beliau, wali-wali
hingga sekarang,
coba lihatlah hati-hati di antara kami yang
begitu mengenali nama-nama artis idola sampai anak-anak mereka, rumah tangga
mereka, dan rumah bahkan barang-barang rumahn mereka pun kita lebih tahu?
Sudikah kalian yang seharusnya berada di
kelompok Nabi Saw, Dzurriyat, Auliya, dan para Walinya karena meneladani dan
mencintainya, namun kalian telah mengganti mereka dengan meneladani dan
mencintai artis-artis idola yang kebanyakan mereka musuh-musuh Allah yang tidak
diridhoi-Nya, dan kafir?
Dan kelak Tuhanmu akan mengumpulkanmu
bersamanya.
"Tidaklah seorang mencintai suatu kaum
melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti"
“Engkau akan bersama dengan orang yang
engkau cintai"
Dan beginilah hari-hari berlalu dan
puncaknya adalah perjumpaan dengan Allah yang Agung klak
dan keadaan kita saat perjumpaan dengan
Allah ditentukan oleh perilaku kita setiap hari, semua bergantung oleh keadaan
hati kita, apa yang kita lakukan setiap hari, karena sesungguhnya Dialah Yang
Maha Mengetahui apa yang ada dibalik sanubari kita, apa-apa yang terplisist
dalam hati kita, apa yang tersirat di pikiran kita, apa yang terbesit dihati
kita.
Apa yang akan kita katakan jika keadaan
sekarang masih seperti ini?
Adakah saat ini rasa rindu kita kepada-Nya?
sebagaimana kalian rindu dengan keluarga,
saudara, atau pacar, artis-artis idola yang mampu membuatmu menangis?
Adakah setiap waktu disibukan dengan
mengingat-Nya, sebagaimana ketika mengingat mereka dengan penuh tangisan dan
kecintaan yang setiap saat engkau hubungi dan engkau cari kabar terbaru tentang
mereka?
Adakah setiap waktu engkau disibukan dengan
mempelajari ilmu-ilmu, berita, dan kabar-kabar peringatan dari Allah, Rasul,
dan para Wali-Nya?
Adakah kalian sibuk mempelajari
riwayat-riwayat hidup kaum sholihin, para Wali Allah, dan menjalin
persaudaraaan dan kasih sayang kepada mereka, kepada orang-orang alim, shalih,
dan orang-orang yang mendapat kemuliaan disisi-Nya?
Bukankah setiap waktu hanya disibukkan
belajar ilmu-ilmu yang hanya memberi manfaat kepentingan dunia?
ilmu yang bukan warisan dari para Wali yang
bersanad sampai Rasul Saw, bahkan sibuk mempelajari ilmu-ilmu dari pemikiran
orang-orang yang kafir, yang berpikir berlandaskan nafsu, yaitu mereka orang-orang
yang jauh dan menjadi musuh Allah?
cara hidup kita yang tidak mencerminkan
Islam yaitu dengan tidak mendukung syariat (aturan-aturan) Islam, dan juga
dalam menerapkannya dalam keseharian? Padalah ini perintah, sebagaimana kita
jika diperintah orangtua, guru, Dosen,bos, majikan, atau pemimpin atasan kita,
padahal inilah perintah Dia Yang Maha menciptakan Penguasa-Penguasa yang
memerintah, lalu keberanian kita untuk berpaling dan mengacuhkan ini yang
dilakukan?
Bagaimana mungkin bisa meneladani Nabi Saw,
Dzurriyat (ahlul baitnya), Auliya, dan para Walinya?
jika mereka adalah pemegang syariat, yang
menjadikan syariat menempel di darah daging mereka? sedangkan kita?
Ada orang berteriak syariat saja kalian
sudah seakan-akan tersinggung hati, tidak nyaman, lalu mencelanya, memberi
kritikan kepadanya, dan bahkan sampai memusuhinya?
Bagaimana kita taat kepada-Nya? Jika
perintah sekecil menurupi aurat berupa
rambut saja dhiraukan? Apakah ada rasa takut jika ada peringatan dari orang
yang mulia, bahwa orang yang tidak menutup rambut rambut selain kepada yang
dihalalkan bahwa rambutnya akan digantung dengan api neraka sehingga mendidih
otaknya?
Atau yang suka berpakaian seksi dan
menonjolkan dadanya di segala tempat yang susah dihindari mata? Bahwa mereka
diancam, akan digantung dengan rantai api neraka dimana dada dan pusatnya
diikat dengan api neraka serta betis dan pahanya diberikan panggangan seperti
manusia memanggang kambing di dunia dan api neraka ini sangat memedihkan
perempuan ini?
Tidakkah kita mempercayai peringatan
seperti ini dari Nabi kita?
Jika bilang percaya dan membenarkan, lantas
mengapa tidak mengamalkan? Apakah kita malah menantang ancaman itu seperti
orang-orang kafir? sungguh benar-benar akan dicampakan kepadanya orang yang
tahu urusan ini tetapi tidak mau mengamalkannya,
Belum lagi perintah yang lain? Perintah
meneladani Nabi Saw hingga kaum shalihin?
Hitunglah jika punya alat yang mampu
menghitung berapa banyak dosa-dosa kita,
Heran,
Apakah banyaknya di antara kita berpaling
lantaran alasan ketidakmampuan kita?
Padahal kitalah manusia yang diciptkan
dengan penciptaan yang sempurna sehingga mampu mengemban syariat!
Jangan menyerupai derajat-derajat setan,
hewan dan mahluk ciptaan yang berada di bawah derajat kita.
heran, termasuk kelompok manakah di antara
kita ini? padahal mengakui Islam, tetapi memusuhi apa yang ada di dalam Islam?
apakah status saja "Islam", sedangkan pola pikir sudah menyatu dengan
kelompok orang-orang Barat yang memusuhi Islam?
Bagaimana tidak, jika setiap hari pikiran
disibukkan dengan buku-buku yang ditulis orang-orang Barat (ideologi orang
kafir) atau orang-orang yang berpaling kepada Allah, dibanding belajar
kitab-kitab al-Quran, Hadist atau kitab yang ditulis dari para Wali, Habaib,
dan para Ulama kaum sholihin.
Bagaimana tidak, jika setiap hari mata
disibukkan dengan tayangan-tayangan film, video orang-orang kafir dibanding
tayangan-tayangan film nilai-nilai Islam, video majelis-majelis, tausyiah,
ceramah para Habaib dan Ulama yang beredar.
Bagaimana tidak, jika setiap hari telinga
kalian disibukkan dengan petuah-petuah orang-orang Barat, atau melalui syair
dan musik-musik mereka, dari pada mendengarkan ayat-ayat Quran dan petuah dari
para Habaib, Kyai, dan ulama-ulama.
Allah berfirman,
"dan sesungguhnya kami jadikan untuk
si Neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati,
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al-A'raf:
179)
Hina bukan?
Lihatlah diri kita ini, yang banyak tawa,
tertawa di atas kemaksiatan, seakan-akan tidak pernah datang
peringatan-peringatan dan kabar neraka dari Nabi Saw yang tersampaikan dari
lisan-lisan kaum Shalihin, wali-wali, dan keturunannya.
Adilkah sikap itu terhadap Yang Maha
Menciptakan dan Menghidupkan, Yang Maha Mengadakan dari yang tiada dari semua
ini?
Sungguh, jika kita sujud dari ketika
dilahirkan sampai meninggal pun, tidak akan mampu mengimbangi nikmat yang
diberikan-Nya
dengan media-media yang sungguh dengan-Nya
dimudahkan kita ini dalam berhubungan, apakah penglihatan, pendengaran, hati,
dan pikiran kita tidak memanfaatkan kebaikannya tetapi malah membiarkan hati
terus teracuni dan membaur dengan orang-orang yang tidak diridhoi Allah?
Berapa banyak hati-hati manusia yang
terpanggil dan tertipu oleh panggilan-panggilan dan ajakan-ajakan yang membuat
berpaling kepada Allah Swt?
Kabarkanlah bahwa cahaya yang dulu
dihidupkan Allah masih menyala meskipun redup, biarkan angin-angin seperti
inilah yang akan merobohkan dinding-dinding kemaksiatan yang menutupi hubungan
kita dengan Allah di dalam hati kita ini,
Hingga kutuliskan seuntai dalam syairku,
Angin apakah duhai kekasih,
yang dengannya ia robohkan tabir hati
yang dengannya ia hembuskan debu yang
menutup nurani
yang dengannya ia turunkan hujan yang
mengaliri sanubari
Supaya cahaya kembali menyinari
kepada jiwa raga yang telah lama menderita
bersama orang-orang yang tidak diridhoi-Nya
hati yang gelap; berdebu dan sunyi
kembalilah engkau terangi dengan Kalam
Ilahi
tidak ada jalan melainkan mulai memandangi
wajah sang penolong hati
yang membebaskan kita dari belenggu
duniawi,
dan dengan cahayanya kita nikmati hidup ini
dengan kenikmatan yang sebenar-benarnya
bukan kenikmatan semu ini
Ialah sebaik-baik tauladan sejati, Nabi
Illahi,
Saw
Mari, bukalah dan terangi hati-hati kita
ini kembali dengan cahayanya
sebelum hati benar-benar tertutup mati dan
engkau tidak melihat lagi kebenaran di setiap petuah-petuah seperti ini
sangat hinalah jika ternyata umur kita
sangatlah terlalu muda dan bukanlah tua sebagai syarat bagi Malaikat Izroil
menemui kita sedangkan kita dalam keadaan berada dalam kelompok orang-orang
yang tidak diridhoi-Nya, maka siksa apakah yang menanti kita?
Mari, bersama perbaiki akhlak kita, dari
kebiasaan-kebiasaan kita setiap hari menjadi sosok seorang muslim sejati.
Mulailah mengenal sejatinya Nabi Saw, Dzurriyat (ahlul baitnya), Auliya, dan
para Walinya. Pelajarilah ilmu-ilmu mereka jangan hanya ilmu-ilmu dunia seperti
yang tidak membawa manfaat sedikitpun bagi akhiratmu. Ilmu yang sangat
bermanfaat bagi akhirat hanyalah ilmu yang merupakan warisan yang bersambung
hingga Nabi Saw.
dan ketahuilah, ilmu dunia berada jauh di
bawah ilmu agama. Agama mengatur segala aspek kehidupan dunia.
Sangat rugilah orang yang disegani banyak
orang karena kecerdasan dan prestasi ilmu dunianya, namun miskin ilmu agamanya
(tidak didasari ilmu agama)
Jangan salah pandang mengenai ilmu yang kau
pelajari mengenai anjuran menuntut ilmu.
Mulailah membalik keadaan dalam menggunakan
penglihatan, pendengaran, otak, hati, dan kulit kita supaya tidak termasuk
orang-orang yang merugi dan menyesal klak.
Mulailah membiasakan hidup dengan ilmu
agama, menjadi orang-orang yang berjiwa muslim sejati.
Ilmu merekalah, para ahlu bait Nabi Saw,
para Wali, para kaum sholihin yang bersambung nasabnya dengan orang-orang mulia
yang kemuliaan mereka dikenal para pejuang dan pemberani.
Merekalah penyalur asrar dan ilmu kepada
keluarga dan anak keturunannya. Maka semua yang bersuluk setelahnya bersinar
dengan cahaya beliau yang benderang. Padahal, salah seorang mereka berkata,
"Siapa tak menempuh jalan leluhurnya pasti akan bingung dan sesat. Wahai
anak-cucu nabi, tempuhlah jalan mereka. Tapak demi tapak dan jauhilah segala
bid’ah.”
Janganlah kalian menyia-nyiakan persahabatan
dengan orang-orang mulia, yaitu orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi (di
sisi Allah), orang-orang yang cahayanya berkilauan.
Demi Allah, memisahkan diri dari mereka
merupakan suatu kerugian, bagaimana sifat kerugian tersebut jika pemimpin
mereka (Rasulullah) bersabda, “Celakalah orang yang pada hari kiamat tidak
melihatku.”
Sesungguhnya orang yang tidak melihat kaum
sholihin tak akan bisa melihat beliau saw. Orang yang tidak memandang mereka,
tidak akan bisa memandang beliau saw.
Dan orang yang tidak menjalin hubungan
dengan mereka tidak akan bisa berhubungan dengan beliau saw. Karena kaum
sholihin adalah bagian dari beliau saw, pewarisnya, para khalifahnya, pemegang
sir-nya.
Ajaklah dan selamatkanlah hati, keluarga,
adik, dan saudara-saudara kepada jalan ini, jalannya para kaum shalihin, jalan
Nabi yang diwariskan turun-menurun kepada anak cucunya.
Agar kelak kita dikumpulkan bersama mereka.
Permohonan kita pada hari ini kepada Allah,
Semoga Allah menarik daripada hati-hati kita, hati
keluarga, saudara-saudara, adik-adik kita atas kecintaan pengagungan hati-hati
mereka kepada selain orang-orang yang untuk dimuliakan dan mengagungkan Allah
Swt.
Semoga Allah menyingkirkan ajakan
musuh-musuh Rasul Saw yang mengajak menyimpang kita dari syariat-Nya dari
ketaatan dan Ridho-Nya baik dari televisi, ataupun media yang telah banyak
meracuni dalam hati dan batin kita sekalian.
@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar