Rabu, 29 Juni 2016

kecintaan yang sebenarnya (penting buat remaja sekarang)


Selagi saya bisa menyampaikan, saya ingatkan kepada diri saya dan kalian hingga benar adanya tertanam dalam hati kita, keluarga, saudara, dan anak cucu kita.

Bismillahhirrahmanirrahiim...
Guru Mulia, Al Habib Umar bin Hafidz pernah menyampaikan (terjemah);
Beliau (Nabi Saw) telah bersabda,
“Sungguh celaka orang yang tidak melihat wajah aku nanti di hari kiamat”
Alangkah disesalinya  kepada hati-hati yang ada di antara kami
Hati-hati orang-orang yang memuliakan dan mengagungkan artis ataupun pemain bola sepak melebihi dari pada pengagungan hati mereka kepada Nabi dan juga sahabat-sahabatnya
Kenalnya mereka kepada nama-nama artis dan pemain bola sepak lebih mereka kenali berbandingkan nama-nama para Nabi dan Sahabatnya
Maka bilamana pemikirannya seperti itu, kesan daripada pemikiran itu adalah diterjemahkan kepada perbuatannya
Sehingga mereka  itu adalah dengan kesan pemikiran itu menyerupai dan meniru bahkan mungkin orang-orang yang  diserupai atau yang ditiru itu adalah orang kafir.

Sampai saat ini siapakah yang kita idolakan dan yang kita cintai kita inginkan perjumpaannya?
Setiap hari mengingat dan mengaguminya, menyebut-nyebut namanya, memujanya, mengingin-inginkannya untuk berjumpa dengannya,
dan orang yang mencintai, mengikuti (menyerupai) perilaku-perilaku artis-artis dalam berperilaku, berpenampilan, dan cara berpakaian, jika artis tersebut orang-orang yang berdosa, hina, dan orang yang kafir, maka, tidak lain orang tersebut termasuk golongan mereka, dan klak di akhirat akan dikumpulkan bersama mereka.
Lebih banyak manakah kita dalam mengenal  Nabi Saw, Dzurriyat (ahlul baitnya),  Auliya, dan para Walinya berbandingkan kita dalam mengenal artis-artis idola baik dari Timur maupun Barat?
bahkan jika kita yang tidak tahu nama-nama Istri dan anak cucu (ahlul bait) Nabi Saw, Sahabat-Sahabat Beliau, wali-wali hingga sekarang,
coba lihatlah hati-hati di antara kami yang begitu mengenali nama-nama artis idola sampai anak-anak mereka, rumah tangga mereka, dan rumah bahkan barang-barang rumahn mereka pun kita lebih tahu?
Sudikah kalian yang seharusnya berada di kelompok Nabi Saw, Dzurriyat, Auliya, dan para Walinya karena meneladani dan mencintainya, namun kalian telah mengganti mereka dengan meneladani dan mencintai artis-artis idola yang kebanyakan mereka musuh-musuh Allah yang tidak diridhoi-Nya, dan kafir?

Dan kelak Tuhanmu akan mengumpulkanmu bersamanya.

"Tidaklah seorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti"

“Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai"

Dan beginilah hari-hari berlalu dan puncaknya adalah perjumpaan dengan Allah yang Agung klak
dan keadaan kita saat perjumpaan dengan Allah ditentukan oleh perilaku kita setiap hari, semua bergantung oleh keadaan hati kita, apa yang kita lakukan setiap hari, karena sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui apa yang ada dibalik sanubari kita, apa-apa yang terplisist dalam hati kita, apa yang tersirat di pikiran kita, apa yang terbesit dihati kita.
Apa yang akan kita katakan jika keadaan sekarang masih seperti ini?

Adakah saat ini rasa rindu kita kepada-Nya?
sebagaimana kalian rindu dengan keluarga, saudara, atau pacar, artis-artis idola yang mampu membuatmu menangis?
Adakah setiap waktu disibukan dengan mengingat-Nya, sebagaimana ketika mengingat mereka dengan penuh tangisan dan kecintaan yang setiap saat engkau hubungi dan engkau cari kabar terbaru tentang mereka?
Adakah setiap waktu engkau disibukan dengan mempelajari ilmu-ilmu, berita, dan kabar-kabar peringatan dari Allah, Rasul, dan para Wali-Nya?
Adakah kalian sibuk mempelajari riwayat-riwayat hidup kaum sholihin, para Wali Allah, dan menjalin persaudaraaan dan kasih sayang kepada mereka, kepada orang-orang alim, shalih, dan orang-orang yang mendapat kemuliaan disisi-Nya?
Bukankah setiap waktu hanya disibukkan belajar ilmu-ilmu yang hanya memberi manfaat kepentingan dunia?
ilmu yang bukan warisan dari para Wali yang bersanad sampai Rasul Saw, bahkan sibuk mempelajari ilmu-ilmu dari pemikiran orang-orang yang kafir, yang berpikir berlandaskan nafsu, yaitu mereka orang-orang yang jauh dan menjadi musuh Allah?

cara hidup kita yang tidak mencerminkan Islam yaitu dengan tidak mendukung syariat (aturan-aturan) Islam, dan juga dalam menerapkannya dalam keseharian? Padalah ini perintah, sebagaimana kita jika diperintah orangtua, guru, Dosen,bos, majikan, atau pemimpin atasan kita, padahal inilah perintah Dia Yang Maha menciptakan Penguasa-Penguasa yang memerintah, lalu keberanian kita untuk berpaling dan mengacuhkan ini yang dilakukan?

Bagaimana mungkin bisa meneladani Nabi Saw, Dzurriyat (ahlul baitnya), Auliya, dan para Walinya?
jika mereka adalah pemegang syariat, yang menjadikan syariat menempel di darah daging mereka? sedangkan kita?
Ada orang berteriak syariat saja kalian sudah seakan-akan tersinggung hati, tidak nyaman, lalu mencelanya, memberi kritikan kepadanya, dan bahkan sampai memusuhinya?

Bagaimana kita taat kepada-Nya? Jika perintah sekecil  menurupi aurat berupa rambut saja dhiraukan? Apakah ada rasa takut jika ada peringatan dari orang yang mulia, bahwa orang yang tidak menutup rambut rambut selain kepada yang dihalalkan bahwa rambutnya akan digantung dengan api neraka sehingga mendidih otaknya?
Atau yang suka berpakaian seksi dan menonjolkan dadanya di segala tempat yang susah dihindari mata? Bahwa mereka diancam, akan digantung dengan rantai api neraka dimana dada dan pusatnya diikat dengan api neraka serta betis dan pahanya diberikan panggangan seperti manusia memanggang kambing di dunia dan api neraka ini sangat memedihkan perempuan ini?

Tidakkah kita mempercayai peringatan seperti ini dari Nabi kita?
Jika bilang percaya dan membenarkan, lantas mengapa tidak mengamalkan? Apakah kita malah menantang ancaman itu seperti orang-orang kafir? sungguh benar-benar akan dicampakan kepadanya orang yang tahu urusan ini tetapi tidak mau mengamalkannya,

Belum lagi perintah yang lain? Perintah meneladani Nabi Saw hingga kaum shalihin?
Hitunglah jika punya alat yang mampu menghitung berapa banyak dosa-dosa kita,

Heran,
Apakah banyaknya di antara kita berpaling lantaran alasan ketidakmampuan kita?
Padahal kitalah manusia yang diciptkan dengan penciptaan yang sempurna sehingga mampu mengemban syariat!
Jangan menyerupai derajat-derajat setan, hewan dan mahluk ciptaan yang berada di bawah derajat kita.
heran, termasuk kelompok manakah di antara kita ini? padahal mengakui Islam, tetapi memusuhi apa yang ada di dalam Islam? apakah status saja "Islam", sedangkan pola pikir sudah menyatu dengan kelompok orang-orang Barat yang memusuhi Islam?
Bagaimana tidak, jika setiap hari pikiran disibukkan dengan buku-buku yang ditulis orang-orang Barat (ideologi orang kafir) atau orang-orang yang berpaling kepada Allah, dibanding belajar kitab-kitab al-Quran, Hadist atau kitab yang ditulis dari para Wali, Habaib, dan para Ulama kaum sholihin.

Bagaimana tidak, jika setiap hari mata disibukkan dengan tayangan-tayangan film, video orang-orang kafir dibanding tayangan-tayangan film nilai-nilai Islam, video majelis-majelis, tausyiah, ceramah para Habaib dan Ulama yang beredar.
Bagaimana tidak, jika setiap hari telinga kalian disibukkan dengan petuah-petuah orang-orang Barat, atau melalui syair dan musik-musik mereka, dari pada mendengarkan ayat-ayat Quran dan petuah dari para Habaib, Kyai, dan ulama-ulama.
Allah berfirman,
"dan sesungguhnya kami jadikan untuk si Neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al-A'raf: 179)
Hina bukan?
Lihatlah diri kita ini, yang banyak tawa, tertawa di atas kemaksiatan, seakan-akan tidak pernah datang peringatan-peringatan dan kabar neraka dari Nabi Saw yang tersampaikan dari lisan-lisan kaum Shalihin, wali-wali, dan keturunannya.
Adilkah sikap itu terhadap Yang Maha Menciptakan dan Menghidupkan, Yang Maha Mengadakan dari yang tiada dari semua ini?
Sungguh, jika kita sujud dari ketika dilahirkan sampai meninggal pun, tidak akan mampu mengimbangi nikmat yang diberikan-Nya
dengan media-media yang sungguh dengan-Nya dimudahkan kita ini dalam berhubungan, apakah penglihatan, pendengaran, hati, dan pikiran kita tidak memanfaatkan kebaikannya tetapi malah membiarkan hati terus teracuni dan membaur dengan orang-orang yang tidak diridhoi Allah?
Berapa banyak hati-hati manusia yang terpanggil dan tertipu oleh panggilan-panggilan dan ajakan-ajakan yang membuat berpaling kepada Allah Swt?

Kabarkanlah bahwa cahaya yang dulu dihidupkan Allah masih menyala meskipun redup, biarkan angin-angin seperti inilah yang akan merobohkan dinding-dinding kemaksiatan yang menutupi hubungan kita dengan Allah di dalam hati kita ini,

Hingga kutuliskan seuntai dalam syairku,
Angin apakah duhai kekasih,
yang dengannya ia robohkan tabir hati
yang dengannya ia hembuskan debu yang menutup nurani
yang dengannya ia turunkan hujan yang mengaliri sanubari
Supaya cahaya kembali menyinari
kepada jiwa raga yang telah lama menderita
bersama orang-orang yang tidak diridhoi-Nya
hati yang gelap; berdebu dan sunyi
kembalilah engkau terangi dengan Kalam Ilahi
tidak ada jalan melainkan mulai memandangi wajah sang penolong hati
yang membebaskan kita dari belenggu duniawi,
dan dengan cahayanya kita nikmati hidup ini
dengan kenikmatan yang sebenar-benarnya bukan kenikmatan semu ini
Ialah sebaik-baik tauladan sejati, Nabi Illahi,
Saw

Mari, bukalah dan terangi hati-hati kita ini kembali dengan cahayanya
sebelum hati benar-benar tertutup mati dan engkau tidak melihat lagi kebenaran di setiap petuah-petuah seperti ini
sangat hinalah jika ternyata umur kita sangatlah terlalu muda dan bukanlah tua sebagai syarat bagi Malaikat Izroil menemui kita sedangkan kita dalam keadaan berada dalam kelompok orang-orang yang tidak diridhoi-Nya, maka siksa apakah yang menanti kita?

Mari, bersama perbaiki akhlak kita, dari kebiasaan-kebiasaan kita setiap hari menjadi sosok seorang muslim sejati. Mulailah mengenal sejatinya Nabi Saw, Dzurriyat (ahlul baitnya), Auliya, dan para Walinya. Pelajarilah ilmu-ilmu mereka jangan hanya ilmu-ilmu dunia seperti yang tidak membawa manfaat sedikitpun bagi akhiratmu. Ilmu yang sangat bermanfaat bagi akhirat hanyalah ilmu yang merupakan warisan yang bersambung hingga Nabi Saw.
dan ketahuilah, ilmu dunia berada jauh di bawah ilmu agama. Agama mengatur segala aspek kehidupan dunia.
Sangat rugilah orang yang disegani banyak orang karena kecerdasan dan prestasi ilmu dunianya, namun miskin ilmu agamanya (tidak didasari ilmu agama)
Jangan salah pandang mengenai ilmu yang kau pelajari mengenai anjuran menuntut ilmu.
Mulailah membalik keadaan dalam menggunakan penglihatan, pendengaran, otak, hati, dan kulit kita supaya tidak termasuk orang-orang yang merugi dan menyesal klak.
Mulailah membiasakan hidup dengan ilmu agama, menjadi orang-orang yang berjiwa muslim sejati.
Ilmu merekalah, para ahlu bait Nabi Saw, para Wali, para kaum sholihin yang bersambung nasabnya dengan orang-orang mulia yang kemuliaan mereka dikenal para pejuang dan pemberani.
Merekalah penyalur asrar dan ilmu kepada keluarga dan anak keturunannya. Maka semua yang bersuluk setelahnya bersinar dengan cahaya beliau yang benderang. Padahal, salah seorang mereka berkata, "Siapa tak menempuh jalan leluhurnya pasti akan bingung dan sesat. Wahai anak-cucu nabi, tempuhlah jalan mereka. Tapak demi tapak dan jauhilah segala bid’ah.”
Janganlah kalian menyia-nyiakan persahabatan dengan orang-orang mulia, yaitu orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi (di sisi Allah), orang-orang yang cahayanya berkilauan.
Demi Allah, memisahkan diri dari mereka merupakan suatu kerugian, bagaimana sifat kerugian tersebut jika pemimpin mereka (Rasulullah) bersabda, “Celakalah orang yang pada hari kiamat tidak melihatku.”
Sesungguhnya orang yang tidak melihat kaum sholihin tak akan bisa melihat beliau saw. Orang yang tidak memandang mereka, tidak akan bisa memandang beliau saw.
Dan orang yang tidak menjalin hubungan dengan mereka tidak akan bisa berhubungan dengan beliau saw. Karena kaum sholihin adalah bagian dari beliau saw, pewarisnya, para khalifahnya, pemegang sir-nya.
Ajaklah dan selamatkanlah hati, keluarga, adik, dan saudara-saudara kepada jalan ini, jalannya para kaum shalihin, jalan Nabi yang diwariskan turun-menurun kepada anak cucunya.
Agar kelak kita dikumpulkan bersama mereka.

Permohonan kita pada hari ini kepada Allah,
Semoga Allah  menarik daripada hati-hati kita, hati keluarga, saudara-saudara, adik-adik kita atas kecintaan pengagungan hati-hati mereka kepada selain orang-orang yang untuk dimuliakan dan mengagungkan Allah Swt.
Semoga Allah menyingkirkan ajakan musuh-musuh Rasul Saw yang mengajak menyimpang kita dari syariat-Nya dari ketaatan dan Ridho-Nya baik dari televisi, ataupun media yang telah banyak meracuni dalam hati dan batin kita sekalian.

@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar